Senin, 09 Januari 2017

laporam praktikum kimia analitik kompleksometri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
KOPLEKSOMETRI

Oleh:
Nama/NIM : Ahmad Hadi  Hidayat D1A151123
Partner
Nama/NIM : Azizah Nurhayati D1A151126
Nama/NIM : Anggi Anggraini Pirdaus D1A151156




LABORATORIUM KIMIA ANALITIK JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2016


BAB I
TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN

Tujuan
Untuk menentukan kadar ion logam
Prinsip
Berdasarkan pembentukan senyawa kompleks yang larut antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks.



































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian kompleksometri
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, sehingga dapat membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu penggantian yang cukup luas tentang kompleks. Sekalipun disini pertama-tama akan ditetapkan pada titrasi.
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formosi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang bermaksud disini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah katian, dengan sebuah anion atau molekul netral.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam, sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang sedikit asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam yang menghasilkan secara spesies seperi CuHY-. Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.
Titrasi kompleksometri yang berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks(ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan tinggi, selain titrasi kompleksometri yang dikenal sebagai kelartometri seperti yang menyambut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan (polidentat). Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH= 10 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakaan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat.
Kelebihan titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertantu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan penegendalian pH misal pada magnesium, krom, kalsium dapat di titrasi pada pH=11. Etilen diamin asetat (EDTA) sebagai garam natrium sendii merupakan standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan.
Kestabilan kompleks-kompleks logam EDTA dapat diubah dengan mengubah pH dan adanya zat-zat pengompleks lain. Maka tetapan kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat pada suatu pH tertentu. Larutan air EDTA akan memiliki nilai yang berbeda dari nilaiyang telah dicatat. Kondisi baru ini dinamakan tetapan kestabilan nampak atau tetapan kestabilan menurut kondisi. (Sodiq, 2005)
Analisa kadar kalsium dapat dilakukan dengan metode kompleksomtri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentukan ompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamin tetraasetat ( dinatrium EDTA) (Hidayanti,2010).
Titrasi ini digunakan dalam estimasi garam logam. Etilen diamin asam tetra asetat (EDTA) adalah titran yang biasa digunakan membentuk stabel 1:1 komplek dengan semua logam efektif. Logam alkali seperti natrium dan kalium. Logam alkali tanah seperi kalsium dan magnesium bentuk kompleks yang stabil pada nilai pH rendah dan dititrasi dalam ammonium klorida penyangga di pH= 10 ( Watson,2000).
Titrasi komleksometri berguna untuk menentukan sejumlah besar logam. Selektivitas dapat dicapai dengan penggunaan yang tepat dari agen (penambah agar pengompleks lainnya adalah asam lemah dan basa lemah yang kestimbangan, dan pengaruh pH pada kstimbangan ini. Kami menjelaskan titrasi ion logam dengan zat pengompleks sangat berguna yaitu EDTA, faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, dan indikator untuk titrasi. Titrasi EDTA pada kalsium ditambah magnesium umumnya digunakan untuk memerlukan kesadahan air.
Hampir semua lohgam lainnya dapat secara akurat ditentukan oleh titrasi kompleksometri. Kompleksometri memainkan peran penting dalam banyak kimia dan biokimia. Banyak kation akan membentuk kompleks dalam larutan dengan berbagai zat yang memiliki pasangan elektron baik terbagi ( misalnya pada N,O,S atom dalam molekul ) mampu memuaskan bilang koordinasi pada logam. Ion logam adalah asam lewis (elektron pasangan akseptor), komplexer adalah basa lewis (donor pasangan elektron). Jumlah molekul zat pengompleks disebut ligan, akan tergantung pada jumlah koordinasi logam dan pada jumlah kelompok pengompleks pada molekul ligan. Asam yang paling banyak digunakan dalam titrasi adala EDTA.
Titrasi kompleksometri adalah penetapan kadar zat yang berdasarkan atas pembentukan senyawa kompleks yang larut, yang berawal dari reaksi antara ion logam/kation (komponen zat uji) dengan zat pembentuk kompleks sebagai ligan (fentiker). EBT merupakan asam lemah tidak stabil dalam air karena senyawa organik ini merupakan gugus sulfonat yang mudah terdisosiasi sempurna dalam air dan mempunyai 2 gugus fenol yang terdisosiasil lambat dalam air (Khopar,2002).


BAB III
PROSEDUR ALAT DAN BAHAN

Prosedur percobaan
Standarisasi larutan Na2 EDTA
Pipet 10ml larutan ZnSO4 masukan ke dalam labu ukur 100ml kemudian encerkan sampai dengan tanda batas.
Pipet 25ml larutan hasil pengenceran tersebut ke dalam erlenmeyer , tambahkan 3ml buffer salmiak pH 10 dan 5 tetes indikator EBT
Titrasi dengan larutan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah menjadi biru
Hitung konsentrasi larutan EDTA
Penetuan kadar Ca¬2+ dan MgO2+ dalam sampel
Pipet 25ml larutan sampel ke dalam erlenmeyer, encerkan sampai 100ml kemudian homogenkan
Tambahkan 10ml buffer salmoniak pH 10 dan 5 tetes EBT
Titrasi dengan larutan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru
Hitung kadar Ca dan Mg

Alat dan Bahan
Alat
Buret
Labu ukur 100 ml 1 buah
Erlenmeyer 6 buah
Gelas ukur atau pipet volum
Bahan
ZnSO4
Buffer salmoniak
Indikator EBT
MgO
Larutan EDTA









BAB IV
HASIL PERCOBAAN

Hasil percobaan
Titrasi ZnSO4 dengan EDTA
V1 ZnSO4
V1 Awal
V1 Akhir
V1 Terpakai












Volume rata-rata terpakai


Titrasi MgO dengan larutan EDTA
V1 MgO
V1 Awal
V1 Akhir
V1 Terpakai
25 ml
4 ml
0,5 ml
1,5 ml
25 ml
0 ml
0,5 ml
0,5 ml
1 ml
0,5 ml
0,65 ml
0,15 ml
Volume rata-rata terpakai
0,83 ml

Konsentrasi MgO
V1.N1  = V2.N2
17 N1 = 0,717 . 0,1
N1      = 0,071717
  = 0,0042

Perhitungan ZnSO4 2. Perhitungan EDTA
N = grmr .  1000v N =  grmr .  1000v
0,1  = gr161. = 1000100 0,1  = gr358. = 1000200
gr    = 0,1 . 16110 gr    = 0,1 . 3585

       = 1,61 g       = 7,16 g
                       3   Perhitungan MgO
N = grmr .  1000v
0,1 = gr10 .  1000100              gr   = 0,1 . 405    = 0,4 g
Pembahasan
Titrasi kompleksometri adalah penetapan kadar zat yang berdasarkan atas pembentukan senyawa kompleks yang larut yang berasal dari reaksi antara ion logam atau kation (komponen zat uji) dengan zat pembentuk kompleks sebagai ligan (pentiter). Ligan adalah sebuah ion atau molekul netral yang mampu mengikat secara koordinasi atom atau ion logam pusat dalam senyawa kompleks. Titrasi kompleksometri terbagi menjadi 4 macam yaitu titrasi langsung, kembali, substitusi dan tidak langsung. Titrasi langsung untuk ion logam yang dapat berikatan dengan indikator ion logam (pada pH tertentu), ikatannya dengan indikator logam kurang stabil dibandingkan ikatannya dengan EDTA. Titrasi kembali untuk ion logam yang tidak dapat berikatan dengan indikator atau ikatannya dengan indikator lebih kuat atau stabil dengan ikatannya dengan EDTA. Titrasi substitusi untuk ion logam yang tidak dapat berikatan dengan indikator tetapi kompleksnya dengan EDTA sangat stabil dibandingkan dengan indikator logam lain yang dapat berikatan dengan indikator. Titrasi tidak langsung untuk ion atau senyawa yang tidak bereaksi dengan EDTA.
Dari hasil yang kami dapat di peraktikum ini bahwa pada titrasi ZnSO4 mengalami kegagalan tidak terjadi perubahan warna menjadi biru. Dan pada titrasi MgO saat tirasi sangat sedikit memerlukan larutan EDTA hampir rata yaitu 0,5 ml kecuali pada larutan MgO nya yang 1 ml yautu memerlukan 0,65 ml larutan EDTA.























BAB V
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan pada praktikum kali ini bahwa :
Pada percobaan sampel pertama ketiga-tiga nya gagal
Pada percobaan sampel kedua berhasil ketiga-tiganya
Volume rata-rata sampel kedua 0,717
Konsentrasi pada sampel kedua MgO 0,0042 N





































DAFTAR PUSTAKA

http://astridlifiany.blogspot.co.id/2013/03/laporan-kompleksometri.html?m=1
http://rifnotes.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-dasar-kimia-analitik_3499.html?m=1
http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.co.id/2009/10/kimia-kompleksometrii.html?m=1
http://dhyaz3.blogspot.co.id/2012/10/kompleksometrii-d10.html?m=1
http://pdtk1-tekim-undip.weebly.com/materi-titrasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar